Sharing Session KMAJ: Mengupas Panduan atau Wewaton dan Implementasi Aksara Jawa di Dunia Pendidikan
![]() |
Sharing session KMAJ: Aksara Jawa di Dunia Pendidikan |
BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Komunitas Melek Aksara Jawa (KMAJ) selenggarakan sharing session secara daring dengan tema “Aksara Jawa di Dunia Pendidikan” bersama Devi Nur Ratna, Guru Bahasa Jawa di SMA Taruna Nala Malang sekaligus Peserta Kongres Aksara Jawa 2021 pada Sabtu Legi, 19 April 2025.
Acara ini diikuti sekitar 20 anggota KMAJ yang berasal dari berbagai daerah.
Perlu sedulur ketahui, sharing session ini adalah program rutin yang khusus di selenggarakan untuk anggota KMAJ untuk meningkatkan kapabilitasnya di bidang terkait.
Jadi selain kelas aksara Jawa, anggota komunitas juga mendapatkan materi diskusi tambahan untuk mengupgrade pemahaman terkait Aksara Jawa, karena bahasa itu senantiasa berkembang.
Bentuk pertemuan ini adalah diskusi dua arah, antara pemateri dan peserta.
Aksara Jawa di Dunia Pendidikan
Dalam kesempatan tersebut, Devi membagikan pandangannya mengenai posisi Aksara Jawa di dunia pendidikan.
Menurutnya Bahasa Jawa itu masih lestari, meskipun sudah mulai tercampur dengan Bahasa Indonesia, tapi tidak dengan Aksara Jawa.
“Bahasanya lestari, tapi aksaranya amburadul,” jelas Devi.
Ada banyak penyebab yang membuatnya demikian, salah satunya tidak semua sekolah menyediakan mata pelajaran Bahasa Jawa.
Bahkan terkadang pengajarnya juga bukan berasal dari jurusan Bahasa Jawa atau turunannya.
Hal tersebut dibenarkan oleh Wiwid Saktia, guru mata pelajaran di salah satu SMA di Kabupaten Kediri.
“Iya, di sekolah kadang mata pelajaran ini diberikan pada guru yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya,” terangnya.
Penyebab kedua adalah adanya kecenderungan orang tua mengajarkan Bahasa Indonesia di banding bahasa ibu kepada anak-anak.
“Bahasa ibu ini nggak cuma Bahasa Jawa ya, tapi bahasa daerah lainnya juga, seperti Bahasa Sunda, Bali, dan sebagainya,” tegas Devi.
Menurutnya bahasa ibu adalah cerminan dari tata krama.
“Jadi jangan heran kalau anak sekarang tata kramanya tidak seperti anak dahulu,” terangnya.
Panduan atau Wewaton Aksara Jawa Mana yang Dipakai dalam Dunia Pendidikan?
![]() |
Suasana sharing session KMAJ saat pembahasan wewaton |
Singkatnya, panduan yang dipakai dalam dunia pendidikan adalah wewaton Sri Wedari yang disederhaanakan atau simplified sesuai dengan hasil akhir Kongres Aksara Jawa yang diselenggarakan pada 2021 lalu.
Meskipun demikian, ia mengingatkan untuk memperhatikan bagian Aksara Murda dalam wewaton tersebut.
Menurut hasil kongres terakhir, Aksara Murda hanya boleh digunakan satu kali dalam satu kalimat atau frasa, dan itu hanya untuk nama orang dan Tuhan.
“Nama kucing dan nama jalan itu tidak perlu pakai Aksara Murda,” terang Devi.
Misalnya Gusti Kanjeng Ratu Bendara, nah yang pakai Aksara Murda hanya namanya saja (Bendara), Gusti Kanjeng Ratunya tidak perlu.
“Ingat ya Aksara Murda tidak boleh dimatikan,” jelasnya.
Dalam kasus tersebut, Brian Ardiansyah, Staff Hubungan Eksternal KMAJ, juga menambahkan filosofi mengapa Aksara Murda itu tidak boleh dimatikan.
“Mungkin kalau secara filosofi, Aksara Murda nggak dimatikan karena murda artinya kepala. Kalau kepalanya mati, terus badannya gimana?” Terang Brian.
Ayo Gabung KMAJ
Selain itu, Devi juga membagikan informasi mengenai cara supaya bisa mengikuti Kongres Aksara Jawa.
Bagi dulur-dulur yang tertarik atau penasaran bagaimana caranya, gabung KMAJ dulu. Nanti kita bagikan informasinya secara detil.
Berikut link pendaftaran untuk menjadi anggota KMAJ: Link Pendaftaran KMAJ.
Posting Komentar